Rabu, 28 Juni 2017

Diabetes Nefropati


Diabetes Nefropati adalah penyakit ginjal serius yang muncul sebagai komplikasi akibat diabetes tipe 1 maupun tipe 2. Tidak semua pengidap diabetes otomatis akan mengalami kerusakan ginjal. Meski demikian, risiko terhadap penyakit ini tetap harus diwaspadai, karena nefropati diabetik merupakan penyebab paling umum dari gagal ginjal.
NefropatiDiabetik-alodokter
Ginjal kita memiliki ratusan ribu nephrons, terdiri dari saringan (glomerulus) dan pembuluh halus yang meliuk-liuk (tubulus) berfungsi membantu tubuh untuk menyaring darah, membuang limbah dari tubuh, serta mengendalikan keseimbangan cairan tubuh. Nephrons tersebut perlahan-lahan akan menebal, menjadi jaringan parut, dan rusak apabila tubuh kita terus memiliki kadar gula yang terlalu tinggi akibat diabetes. Inilah yang lama-kelamaan akan menyebabkan ginjal kehilangan fungsinya sedikit demi sedikit dalam beberapa tahun.

Gejala-gejala Nefropati Diabetik

Pada tahap awal perkembangannya, nefropati diabetik sering tanpa gejala. Bila sudah melewati tahap awal, di mana sudah ada kerusakan ginjal berlanjut, maka gejala yang timbul berupa lemas, lelah, dan merasa kurang sehat.Gejala yang lebih spesifik cenderung dirasakan pengidap seiring bertambahnya tingkat keparahan penyakit ini (biasanya setelah 5 hingga 10 tahun  setelah kerusakan ginjal mulai terjadi). Beberapa gejala dan tanda klinis meliputi:
  • Tidak nafsu makan.
  • Penurunan berat badan.
  • Sulit berpikir jernih.
  • Pembengkakan di sekitar mata.
  • Kulit yang kering dan gatal.
  • Kram otot.
  • Gangguan tidur.
  • Pembengkakan pada kaki serta pergelangan kaki.
  • Mual dan muntah.
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil.
Karena indikasi awal nefropati diabetik yang kurang jelas, para pengidap diabetes dianjurkan untuk rutin menjalani pemeriksaan kesehatan agar fungsi ginjalnya dapat dipantau. Penanganan sedini mungkin sangatlah penting guna mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah serta komplikasi.

Faktor Risiko Nefropati Diabetik

Tiap pengidap diabetes memiliki risiko mengalami nefropati diabetik, namun tidak semuanya pasti akan mengidap penyakit ini. Terdapat sejumlah faktor yang bisa mempertinggi risiko nefropati diabetik pada pengidap diabetes. Di antaranya adalah:
  • Kadar gula darah yang tidak dikendalikan dengan baik. Kadar gula darah yang terus-menerus tinggi akan menambah potensi nefropati diabetik.
  • Hipertensi. Risiko nefropati diabetik akan meningkat seiring tingginya tekanan darah Anda.
  • Jenis kelamin. Pria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami nefropati diabetik.
  • Jangka waktu seseorang mengidap diabetes. Semakin lama seseorang mengidap diabetes, risikonya untuk terkena nefropati diabetik akan bertambah.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Merokok. Rokok tidak hanya meningkatkan risiko nefropati diabetik, tapi juga berbagai penyakit lain.

Proses Diagnosis Nefropati Diabetik

Nefropati diabetik pada pengidap diabetes umumnya terdeteksi melalui tes urine (urinalisis) rutin. Ginjal yang mengalami kerusakan akan mengalirkan albumin pada urine.Pada kondisi normal, urine kita memang mengandung sedikit albumin. Namun peningkatan kadar albumin dalam urine merupakan indikasi awal adanya gangguan pada ginjal akibat diabetes. Penilaian akan dilakukan oleh dokter dengan membandingkan hasil dari dua kali urinalisis yang diadakan dalam jangka waktu 3-6 bulan.
Dokter umumnya juga akan meminta pasien untuk menjalani tes darah guna mengevaluasi fungsi ginjal. Melalui prosedur ini, kadar kreatinin dalam darah pasien akan diperiksa. Peningkatan kadar kreatinin akan menandakan adanya gangguan pada kinerja ginjal.
Tes-tes tersebut akan dijalani oleh pengidap diabetes secara rutin (umumnya sekali setahun). Usia dan jenis kelamin pasien juga termasuk faktor pertimbangan dokter dalam proses evaluasi fungsi ginjal.

Pengobatan dan Komplikasi Nefropati Diabetik

Pengobatan sedini mungkin pada nefropati diabetik merupakan poin terpenting. Pengobatan penyakit ini memiliki dua tujuan utama, yaitu mencegah dan menghambat perkembangan kerusakan ginjal serta menghindari risiko komplikasi. Contoh komplikasi yang mungkin terjadi meliputi penyakit jantung, stroke, hipertensi, serta gagal ginjal.Nefropati diabetik umumnya ditangani melalui sejumlah metode tertentu. Beberapa langkah tersebut adalah sebagai berikut:
  • Mengendalikan tekanan darah. Batas tekanan darah yang dianjurkan adalah di bawah 130/80 mm Hg. Pengidap nefropati diabetik yang mengalami hipertensi biasanya menjalani pengobatan dengan ACE inhibitor atau angiotensin-II receptor antagonist. Selain untuk menurunkan tekanan darah, kedua obat ini juga berfungsi melindungi ginjal dan jantung, sehingga bisa mencegah perkembangan penyakit ginjal.
  • Cermat dalam mengendalikan kadar gula darah guna menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Periksakanlah kadar gula darah Anda secara rutin agar tetap terjaga. Angka HbA1c yang dianjurkan adalah di bawah 141 mg/dL.
  • Menghindari konsumsi obat-obatan yang berpotensi memperburuk kondisi ginjal, contohnya obat antiinflamasi non-steroid (OAINS). Jika harus menggunakannya, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter.

Langkah Pencegahan Nefropati Diabetik

Gaya hidup yang kita jalani akan memengaruhi kondisi kesehatan kita, termasuk risiko nefropati diabetik. Penyakit ini dapat dihindari dengan cara memperbaiki gaya hidup dengan langkah-langkah sederhana seperti:
  • Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang. Khususnya bagi pengidap kerusakan ginjal yang harus mengurangi konsumsi protein dan sodium.
  • Menjaga berat badan dan lingkar perut agar tetap ideal.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Berhenti merokok.
  • Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

26 Makanan yang Dilarang untuk Penderita Diabetes Paling Berbahaya

26 Makanan yang Dilarang untuk Penderita Diabetes Paling Berbahaya          S...